Seputar Aqiqah

Sahabat AqiqahSurabaya.com, Aqiqah adalah salah satu sunah yang di kerjakan waktu kelahiran anak, akikah anak merupakan suatu hal yang lazim dilakukan. Ketika bayi lahir, seorang muslim yang baik turut memikirkan kapan dan bagaimana akikah anak dilaksanakan.

Secara bahasa, akikah (aqiqah) Artinya memotong. Sedangkan secara istilah berarti sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai rasa syukur kepada Allah Swt. dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Hukum akikah menurut kalangan Syafi’i dan Hambali adalah sunah muakadah. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits, “Semua anak bayi tergadaikan dengan akikahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya,” (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

1. Waktu Penyembelihan

Penyembelihan hewan untuk akikah anak dianjurkan dilaksanajan pada tujuh hari setelah anak lahir. Hal itu sesuai dengan hadis dari Baihaqi dari Abdullah ibn Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi saw., “Hewan akikah itu disembelih pada hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21.” Namun, jika belum mampu, akikah dilaksanakan pada saat mampu melaksanakannya.

2. Hewan yang Disembelih

Hewan yang disembelih untuk akikah anak adalah domba atau kambing dewasa yang sudah memiliki gigi seri (gigi depan). Pilihlah domba atau kambing yang sehat dan tidak ada cacatnya. Semakin besar dan gemuk domba atau kambing maka hal itu akan semakin baik.

Tak ada ketentuan apakah hewan yang disembelih harus jantan atau betina. Namun, lebih diutamakan domba atau kambing jantan. Tujuannya untuk melestarikan reproduksi jenis hewan tersebut.

3. Jumlah Hewan

Jumlah hewan yang disembelih tergantung dari jenis kelamin anak. Apabila sahabat Abi Ummi ingin mengakikahkan anak laki-laki maka domba atau kambing yang disembelih berjumlah dua ekor. Sementara, jika ingin akikah anak perempuan, domba atau kambing yang disembelih berjumlah satu ekor. Ketentuan ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. dari Aisyah r.a, “Bayi laki-laki diakikahkan dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing,” (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

4. Penerima Akikah

Jika orang yang layak menerima sedekah adalah fakir dan miskin, demikian pula dengan penerima akikah, yaitu orang fakir dan miskin di kalangan umat Islam. Baik pula jika daging akikah diberikan kepada orang-orang terdekat seperti tetangga, mereka yang terlibat dalam proses persalinan seperti bidan atau dokter, anak yatim-piatu di sekitar rumah, dan saudara. Sahabat Abi Ummi juga dibolehkan memakan sebagian daging akikah itu.

5. Berikan Daging Matang

Rosul mengajarkan bahwa menyalurkan Daging Qurban Dengan mentah dan menyalurkan Aqiqah Dengan Sudah Matang

Daging akikah sebaiknya diberikan dalam kondisi matang. Ada hadis yang menjelaskan hal ini, “Sunahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ke-7,” (H.R. al-Bayhaqi).

Dengan memberikan daging yang sudah matang, tentu tidak akan merepotkan orang-orang yang menerimanya. Mereka tinggal memakan hidangan tanpa perlu memasaknya terlebih dahulu.

Jika sahabat Aqiqahsurabaya ingin akikah mudah saja. Tinggal Telp 085100099916 atau tanya rekomendasi teman yang pernah akikah anak. Hubungi setelah dapat nomor teleponnya, lalu minta antar dalam kondisi masak. Biasanya sahabat Aqiqahsurabaya diminta memilih paket masakan. Umumnya, daging dimasak dalam bentuk sate, gulai, dan sup.

Sebaiknya, jika sempat, sahabat Aqiqahsurabaya  memilih langsung domba atau kambing dengan datang ke tempat penjualan hewan akikah. Potong sendiri hewan itu. Kalau tidak mau, bisa minta tolong penjagal yang biasanya dimiliki pedagang akikah.

Di masyarakat, kita dapat menemui sebagian keluarga menjalankan akikah anak dengan suasana kekeluargaan yang sangat kental. Seluruh saudara dan handai taulan datang. Anak yatim-piatu turut diundang. Kemudian acara pengajian digelar. Setelah semua prosesi doa usai, makan bersama dimulai. Akikah anak akhirnya menjadi sarana membangun jembatan silaturahmi yang lebih kokoh.