Suatu hari ketika Rasulullah Muhammad SAW pulang dari perang Tabuk, sebuah Jihad Fi Sabilillah melawan Bangsa Romawi yang kerap memberikan ancaman kepada kaum muslimin. Perang ini diikuti oleh banyak sekali kaum muslim, kecuali orang-orang yang tua dan berhalangan.
Ketika hampir sampai di kota Madinah, di salah satu sudut jalan Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan seorang tukang batu. Beliau mendapati tukang batu tersebut tangannya melepuh dan merah kehitam-hitaman, seperti terpanggang sinar matahari. Rasulullah SAW kemudian bertanya kepada orang tersebut, Mengapa tanganmu kasar sekali? Si tukang batu menjawab : Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari dan belahan batu itu saya jual ke pasar. Lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya. Karena itulah, tangan saya kasar.
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu dan menciumnya seraya bersabda : Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada. Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.
Rasulullah SAW tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah SAW. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah SAW justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, serta kapalan karena membelah batu dan kerja keras.
Masya Allah, luar biasa apa yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Insya Allah, dalam catatan harian selanjutnya masih akan saya tampilkan cerita lain terkait dengan hal ini.